Untuk kalian yang masih memiliki ayah, habiskanlah waktumu bersamanya

Untuk kalian yang masih memiliki ayah, habiskanlah waktumu bersamanya

 

 
Sudah menjadi kebiasaanku beberapa waktu ini untuk menjelajahi laman youtube, untuk sekedar mencari inspirasi menulis, untuk menyaksikan Gitasav beropini, hingga menyaksikan sembari mendengarkan para peramu nada memainkan sihirnya, sehingga acapkali membuatku eargasme.
Untuk urusan-urusan tertentu memang aku tak main-main, aku sangat tegas untuk menentukan apa yang boleh masuk ke dalam pikiran, mulut, dan pandanganku.
Sewaktu aku membaca komentar-komentar baper dari para penikmat karya sastra Indonesia, mataku terpicing oleh salah satu komentar yang ditulis dengan penuh dengan emosional. Tidak mudah bagi seorang anak manusia untuk menulis komentar seperti itu tanpa meneteskan air mata. Aku pun lantas terbawa suasana, pikiranku tiba-tiba saja tenggelam pada alur tulisan orang tersebut.
 
Oleh karenanya aku merasa perlu untuk membagikan tulisan Mas Arifianto Indrawan kepada sahabat pembaca blog ini. Semoga curahan hati mas Arifianto Indrawan ini, mampu memberikan pandangan hidup yang baru untuk lebih menghargai setiap waktu kebersamaan bersama ayah dan ibu kita di rumah.
 
Tulisan Mas Arifianto Indrawan.
 
Awal januari lalu aku pulang ke rumah, selepas subuh aku telah tiba, hujan deras menyambut, kuketuk pintu belakang, alhamdulillah bersyukur masih seperti dulu keadaan, melihat orang tua yang masih sehat meski sudah memasuki usia senja, senyum mereka menyapa.
Hmm.. pagi yang terlalu sempurna untuk jiwa yang merindukan tempat bernaung, bunga bunga didepan rumah bermekaran digelayuti sisa sisa hujan, entah mengapa rasanya inginku abadikan momen itu, dengan penambahan latar lagu ini.
Beberapa hari libur serasa cepat berlalu, aku harus kembali lagi berkutat dengan pekerjaan, aku berpamitan, memohon doa darinya, dan tetaplah sehat, baik baiklah dari penjagaan Sang Maha Kuasa.
Awal bulan februari disebuah minggu pagi, telfonku berdering, kabar duka terdengar diseberang sana, ayahku meninggal, beliau tiada, seakan semuanya berhenti begitu saja, hati serasa dipatahkan, getir namun nyata, kenyataan yang harus aku hadapi, secepat inikah semua seperti mimpi...
 
Aku akan pulang pak,
tak perlu menunggu aku,
jarak dan waktu yang harus ku tempuh tak memungkinkan jasadmu menunggu,
segerakan saja pemakaman...
Pertanyaan yang harusnya aku tahu jawabnya...
Sepanjang perjalanan pulang lagu ini tak henti membuat otak ku menampilkan deretan kisah balik ratusan momen terlewati sudah.
Yang kini ada dibenakku
Apakah uang bisa mengembalikan momen yg terbuang ketika aku merantau ?

 

Apakah seharusnya aku mampu menyanggupi permintaan permintaan kecilnya jika aku mendampingi nya dirumah ?

Apakah aku cukup membuatnya bahagia hingga akhir hayatnya ?

Jasadnya pun tak sempat aku lihat untuk terakhir kalinya...
 
KepadaMu Sang Maha Pengampun aku titipkan Doa, ampunilah segala kesalahannya sewaktu hidup, jadikan setiap perbuatan baik menjadi jalan terang baginya untuk menggapai ridhoMu, biarkan beliau memasuki surgaMu dari pintu mana saja yang beliau inginkan download lagu ...

 

Sesampainya jam 10, malam itu juga kudatangi tempat tidurmu

Dengan penerangan seadanya , kudapati gundukan tanah merah, sedikit basah, hujan telah mengguyurnya sejak sore,

Didalam dingin pak ? 😢 Dipusara ini semua berakhir, semua perkara dunia terlepas sudah, tanggung jawab seorang ayah kini berpindah, tenanglah pak disana, kini hanya doa media kita bicara. Badai tuan telah berlalu...
Beristirahatlah pak...